Testimoni Tahitian Noni Juice telah dialami jutaan orang di seluruh dunia. Mereka yang mengonsumsi TN Original, Extra dan Maxidoid, kesehatannya tertolong.

Berikut ini adalah sebagian testimoni tahitian noni juice di Indonesia. Sesungguhnya tak terbilang banyaknya mereka yang mengalami manfaat kesehatan setelah konsumsi Tahitian Noni Liquid Supplement. Mereka yang konsumsi TNO, TNE maupun TNM semuanya mendapatkan manfaat dan kesehatannya tertolong.
Anda akan mendapatkan manfaat kesehatan bila dan hanya mengikuti anjuran yang disarankan oleh Independen Konsultan Produk (Independent Product Consultant). Bila Anda ingin mendapatkan manfaat dan tertolong dengan mengonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage, sangat disarankan mempraktekkan pola hidup dan pola makan.

Dapatkan konsultasi GRATIS sebelum melakukan pemesanan. Konsultasi secara ekslusif juga dapat Anda dapatkan secara GRATIS pasca pembelian.

Bila Anda tidak menemukan secara spesifik testimoni TNJ atau Testimoni Tahitian Noni Maxidoid di bawah ini, bukan berarti tidak ada orang yang mengalami manfaat untuk persoalan kesehatan tertentu. Karena keterbatasan ruang dan sumber orang yang berkenan bercerita, testimoni yang ditampilkan di bawah ini adalah mewakili dari jutaan kisah mereka telah mendapatkan manfaat.

Testimoni Tahitian Noni Juice Untuk Diabetes

Mohon diketahui bahwa ada banyak kisah testimoni Tahitian Noni untuk Diabetes. Ini hanya sebagian saja yang ditampilkan. Ada beberapa testimoni lain yang sembuh dari luka yang sudah borok dan busuk. Ada juga yang terbebas dari amputasi, dan lainnya. 
Haposan Simanjutak Tertolong dari Diabetes dan Luka
Selain Diabetes, … ada luka kecil dekat dengan dubur… ternyata luka itu tembus sampai  ke usus. … Saya sudah mencoba banyak obat dan juga bermacam herbal, tapi hasilnya nihil. Awalnya saya mengonsumsinya untuk Diabetes saya. … Tanpa saya sadari ternyata luka kecil itu sembuh.

Testimoni Tahitian Noni Juice

 

Hartono Rahardjo Tertolong dari Diabetes dan Kolesterol
Saat itu saya sudah ada gejala Diabetes dan Kolesterol … Terima kasih dr. Suwardi dan dr. Sanusi atas bantuan konsultasi… Istri dan anakku juga selalu minum Tahitian Noni

Testimoni Tahitian Noni Juice untuk Diabetes

 

H. Yusuf Ichsan Tertolong dari Diabetes 40 Tahun
Sejak usia 27 tahun hingga 67 tahun Ichsan mengalami diabetes. Badan kerap merasa lemas. Beragam cara ia jalani, baik medis maupun alternatif, namun kesembuhan tak juga menyapa. … “Alhamdullilah, derita saya selama 40 tahun bisa terobati”.

 

 

Purnomo Trilaksono Tertolong dari Diabetes dan Anxietas
Dokter waktu itu sangat kaget karena kadar gula saya 550. Saya sangat terpukul dan mengalami kegundahan. Akhirnya Purnomo terserang anxietas (kecemasan). Usaha dilakukan bertahun-tahun, tetapi belum membuahkan hasil yang menggembirakan. .. Akhirnya dokter memberhentikan semua obat gula saya dan menyarankan pengobatan herbal. … Trilaksono akhirnya ketemu Maxidoid… “Berkat Maxidoid, keluhan Diabetes pun sirna dan pemulihan terjadi sempurna”.

Anda Memiliki Penyakit Diabetes dan Berharap Tertolong? Silahkan KLIK Di SINI untuk Konsultasi dan Pemesanan

 

Testimoni Tahitian Noni Juice Untuk Kanker

Terhindar Dari Operasi Akibat Kanker Payudara
Ratna Manoarfa – 61 Tahun

 

Testimoni Tahitian Noni Juice Maxidoid Terbaru dan Terbukti


“Saya terpaksa menahan rasa sakit di payudara karena tidak ingin operasi. Alhamdulillah ada seorang rekan yang mengenalkan saya pada TNBB.”

Sebenarnya Ratna pernah mengalami operasi pengangkatan tumor payudara di usia remaja. Pasca operasi, Ratna menjalani hidup tanpa mengkhawatirkan tumor tersebut datang lagi

Karena menurutnya ia akan baik-baik saja. Minimnya informasi tentang pola hidup yang bisa memicu tumor payudaranya datang kembalipun tidak ia miliki, dan kalaupun pernah ia menerima informasi tersebut, maka ia akan mengindahkan dan dan tak memperdulikannya. “Itulah kesalahan terbesar saya,” aku Ratna.

Namun berkat TNBB, kini tumor payudara yang sudah berubah menjadi kanker payudara berangsur-angsur membaik. TNBB ia percayakan untuk menggempur masalah kesehatannya tersebut. Ratna mengetahui keberadaan kankernya tersebut kira-kira empat tahun lalu. Saat mengantarkan kerabatnya berobat, ia pun ikut mengecek kesehatannya.

“Saat itu tiba-tiba saya minta diperiksa oleh dokter di sebuah rumah sakit di Surabaya, saya minta di lakukan pemeriksaan payudara karena, puting saya saat itu masuk kedalam. Dan secara positif Dokter memvonis bahwa saya mengalami kanker payudara,” ceritanya.

Langkah medis di lakukan dan sudah pasti berujung pada keputusan dilakukannya operasi. Bahkan Ratna yang juga memeriksakan dirinya di rumah sakit mengatakan bahwa operasi merupakan jalan satu-satunya untuk kesembuhan Ratna.

Merasa takut, Ratna mencoba berbagai pengobatan alternatif, mulai dari akupunktur sampai mengonsumsi jamu-jamuan tradisional. “Saya terpaksa menahan rasa sakit di payudara karena tidak ingin operasi. Alhamdulillah ada seorang rekan yang mengenalkan saya pada TNBB.

Dengan dosis 3x15cc. “Efek positif yang dihasilkan pasca mengonsumsi TNBB adalah penyakit insomnia yang telah dialami Ratana bertahun-tahun hilang. ” Saya biasa tidur diatas jam 12 malam, sekarang jam 10 malampun sudah bisa tidur,” jelasnya.

Setelah beberapa minggu, benjolan di sekitar payudara Ratna mengempis. Dan rasa sakitnya berangsur hilang. “Saya bersyukur keapada Allah SWT bahwa segala ikhtiar akan berujung kebaikan dari-NYA.

Termasuk TNBB yang dilimpahkan Allah SWT kepada saya sebagai mediasi kesembuhan atas sakit yang saya alami. Dan sebagai bentuk syukur saya, saya ceritakan pengalaman ini melalui testimoni ini. Semoga bermanfaat.”

Kanker Sumsum Tulang Belakang - Ketika check up ke dokter, sel-sel kankernya tak terlihat lagi, sel-sel baik di tubuhnya meningkat drastis menjadi 70%
Keyla Diandra (28 Tahun)

MUNGKIN tak banyak orang yang mengalami apa yang di alami oleh Keyla. Pada tahun 2008 lalu, ia tiba-tiba pingsan setelah terantuk (semacam) polisi tidur. Keyla merasa kakinya merasa teramat ngilu, lalu tiba-tiba tak sadarkan diri. Ia koma seminggu penuh dan harus di rawat di rumah sakit sejak Oktober sampai Desember 2008. 

Testimoni Tahitian Noni Juice Maxidoid Terbaru

Selama terbaring, Keyla tak bisa mengangkat tangan dan kakinya. Sekujur badannya lemah tak berdaya. Ia bisa bicara, tapi hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya.

Diagnosa awal dokter, Keyla menderita anemiaplastic, keadaan di mana sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi, sehingga sel darah putih menjadi lebih dominan. Akibatnya, Keyla seperti orang anemia yang lemah dan mudah pingsan, hanya keadaanya jauh lebih parah. Penyakit ini muncul ketika Keyla dalam kondisi tubuh yang drop karena lelah bekerja.

Beberapa waktu kemudian, diagnosa ini berubah. Keyla divonis mengidap kanker sumsum tulang belakang. Menurut hasil pemeriksaan, sel-sel baik dalam tubuhnya tinggla 30% lagi, sedangkan 70% sisanya sudah rusak.

Karena kondisinya tak kunjung membaik, keluarga memutuskan agar Keyla dipulangkan dan dirawat di rumah saja. Keadaannya masih parah. Ia tak bisa berjalan tegap. Terantuk meja atau kursi atau meja bisa membuatnya lemas seketika. “Saya seperti tak punya tulang,” ucap Keyla.

Ayahnya lalu memutuskan untuk mencoba memberikan TNBB (TAHITIAN NONI® Bioactive Beverage™ – Original) pada Keyla. Keyla pun mulai meminum TNBB empat kali sehari, masing-masing dalam dosis 60 ml.

“Tiga jam setelah minum TNBB, saya pusing, berkeringat dingin dan muntah-muntah. Rasanya seperti akan pingsan,” kenang Keyla. Ayahnya panik dan segera mencari info. “Ternyata itu memang reaksi normal. Karena itu saya tetap meneruskan minum TNBB. Apapun akan saya lakukan untuk bisa sembuh.”

Seminggu setelah rutin meminum TNBB Keyla merasa jauh lebih sehat. Untuk pertama kalinya setelah berbula-bulan, ia segar bugar, tubuhnya pun ‘bertulang’ lagi alias kembali kuat. Debar-debar jantungnya yang sebelumnya begitu hebat ini mereda.

Sebulan setelah itu, tepatnya Maret 2009, kondisi Keyla sudah normal kembali. Ia bahkan sudah bisa bekerja lagi. Ketika check up ke dokter, sel-sel kankernya tak terlihat lagi. Sel-sel baik di tubuhnya meningkat drastis menjadi 705. Bahkan ketika melakukan medical check up sebagai syarat melamar ke sebuah bank, hasil lab menunjukkan Keyla sehat. Tak terdeteksi satu penyakitpun dalam tubuhnya.

Hingga kini, kondisi Keyla terus terjaga. Ia masih tetap meminum TNBB, sedikitnya satu kali dalam sehari. “Saya amat bersyukur, tentu saja yang menyembuhkan saya adalah Tuhan. Namun TNBB juga menjadi semacam sugesti bagi saya. Kalau kita percaya bahwa sesuatu akan menjadi media penyembuh, kita pasti akan sembuh.”

Kanker Leher - Bantuan yang Tak Ternilai Harganya Dari MORINDA
Fuk Siang (55 Tahun)

 

Saya menderita kanker leher sejak tahun 2011. Dan saya juga menderita penyakit hepatitis B. Karena keadaan ekonomi yang tidak mampu, saya tidak berbuat banyak untuk mengobati penyakit saya.

Testimoni Tahitian Noni Juice MaxidoidAkibatnya keadaan semakin parah sehingga leher saya tidak dapat bergerak ke kanan atau ke kiri karena benjolannya semakin besar.

Ada dana bantuan yang diberikan kepada saya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Setelah itu, saya menjalani kemoterapi dengan interval 4 kali.

Tapi efek dari kemoterapi sangat menyiksa saya sehingga saya menghentikannya meskipun bantuan dana sudah disiapkan untuk saya.

Kemudian di bulan April 2014, Ibu Julina menjumpai saya. Selain sebagai IPC di Morinda, Ibu Julina sering menggalang dana bersama rekan-rekan Ibu Julina untuk membantu masyarakat yang tidak mampu dan menderita berbagai penyakit serius dan parah.

Ibu Julina bahkan membantu hingga ke Jakarta. Kemudian ibu Julina memberikan saya 4 botol Tahitian Noni Extra dan 4 botol Maxidoid. Saya minum setiap 4 jam dengan dosis 2 x 30 ml Maxidoid dan 3 x 30 ml Extra. Setelah saya minum, langsung saya bisa buang air besar (BAB) dengan lancar dan riak-riak saya keluar secara terus menerus bahkan kadang-kadang demam.

Selanjutnya, Ibu Julina menjelaskan bahwa itu merupakan proses detoksifikasi dari konsumsi produk-produk Morinda, jadi saya disarankan untuk lebih sering minum air putih hangat. Setelah 4 minggu berlalu, saya sudah bisa menggerakkan leher saya bahkan benjolan di leher saya semakin lama semakin mengecil.

Kemudian Ibu Julina memberikan saya 8 botol Extra dan 8 botol Maxidoid. Sampai saat ini saya masih mengonsumsi kedua produk tersebut tapi dengan dosis 2 x 30 ml Extra dan 2 x 30 ml Maxidoid. Sekarang saya sudah bisa melakukan banyak aktifitas kembali dan tinggal menungu pemulihan penyakit saya termasuk hepatitis B saya.

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Morinda serta kemurahan hati dari ibu Julina beserta rekan-rekan yang memberikan bantuan yang sangat tepat kepada saya yaitu Morinda.

Myeloid Leukimia Acute
I Gusti Ngurah Suamba

Tanggal 1 Januari 2011 tepatnya setahun yang lalu, saat bertugas di daerah Carribean-Belize, I Gusti Nurah Suamba yang berusia 34 tahun mengalami demam tinggi disertai dengan migren yang menyebabkan pendarahan di otak kiri.

Testimoni Myeloid Leukimia Acute Tahitian Noni JuiceDari hasil pemeriksaan lab, diketahui trombositnya turun sekitar 13 sehingga langsung dirujuk ke ICU Miami Hospital.

Dari hasil pemeriksaan diketahui ia menderita Myeloid Leukimia Acute dan harus menjalani kemoterapi secepatnya, tetapi kendala pada saat itu terjadi pendarahan di otak kiri dan harus segera di operasi.

Pasca operasi I Gusti malah lupa ingatan, namanya sendiripun ia lupa. Akhirnya tim DR dan keluarga memutuskan untuk dikirim pulang ke Bali-Indonesia dengan rujukan ke Prima Medika Hospital.

Saat itu kondisi trombositnya rendah. Sesampainya di Bali, tanggal 21 Januari 2011 langsung dilakukan operasi ke dua.

Setelah di operasi, I Gusti Ngurah Suamba langsung menjalani kemoterapi selama 9 hari. Pada hari terakhir kemoterapi, 30 Januari 2011, ia mengalami drop, kejang dan pendarahan di kepala, nilai PLT nya 10 (kritis) normalnya 150-450 sehingga harus kembail ke ICU.

Ternyata terjadi lagi pendarahan di otak kiri, operasi kembali dilakukan. Diperlukan darah sebanyak 50 kantong untuk transfusi darah. Setelah transfusi, tanggal 1 Februari 2011 PLT nya bisa naik sampai 22. Tapi 2 hari kemudian tanggal 3 Februari 2011 turun lagi PLT nya hingga 12 dinyatakan koma di ICU.

Setelah dipindahkan ke ruang perawatan pada tanggal 9 sampai 12 Februari 2011 nilai PLT nya bertahan di 16. Melihat kondisi yang tidak stabil, naik turun, tidak dapat menggerakan tubuh bagian kanan dan berbicara pelo, DR menyarankan transplantasi sumsum tulang belakang namun pihak keluarga tidak menyetujuinya.

Saat itulah TNBB mulai diperkenalkan. Awalnya hanya diberikan diberikan dosis perkenalan dengan takaran sendok makan. Dengan dosis perkenalan PLT empat naik menjadi 23 di tanggal 13 Februari 2011, namun kembali menjadi 16. Pada titik ini, masih diinfus dan transfuse trombosit 8 kantong.

Dalam kondisi yang memprihatinkan saat itu, tanggal 15 Februari 2011, Jam 12 siang, Ibu Monica Diana dibantu Ibu Lili mulai memberikan Noni tiap 2 jam 100 ml atau kurang lebih 500 ml atau ½ liter perharinya. Setelah 3 hari mulai terlihat perubahan.

PLT nya 104, pengunjung tidak perlu memakai masker, latihan berjalan, BAB lancar dan air seni bening karena sebelumnya berwarna keruh. Yang paling membahagiakan tanggal 20 Februari 2011 nilai PLT 249, bersama istri sudah sampai berjalan ke ruang tunggu pasien dan sudah mulai belajar berbicara.

Dokterpun tidak percaya dengan perkembangan ini, sehingga dokterpun mengecek ulang keesokan harinya hingga dokter bertanya pada istrinya apa yang diberikan kepada IGN Suamba? Setelah istrinya menjawab diberikan TNBB dan akhirnya Dokterpun menyarankan untuk meneruskan mengonsumsi TNBB.

Beberapa hari kemudian PLT nya menjadi 363 bahkan pernah sampai 400 setelah hari ke 17 minum TNBB, dan saat menjalani kemoterapi efek buruknya tidak dirasakan.

Pada tanggal 9 Maret 2011 dokter menyatakan darah bapak I Gusti Ngurah Suamba normal dan sudah tidak terdektesi adanya sel kanker, karenanya tanggal 10 Maret 2011 Pak Suamba dinyatakan boleh pulang dan harus melakukan cek up yang dilakukan setiap bulannya hingga 5 tahun kedepan bebas kanker.

Hampir setahun bapak I Gusti Ngurah Suamba mengenal TNBB serta kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

 

Testimoni Tahitian Noni Juice Untuk Jantung

Ditangisi berkali-kali, Terbebas Dari Penyakit Jantung Koroner dan Prostat
Bpk. Malli Lewa

“Saya beruntung, Allah mempertemukan saya dengan Tahitian Noni Juice Morinda”

Malli Lewa mengalami serangan jantung pertamanya pada tahun 2006. Dia menderita koma delapan hari karena serangan jantung. Sejak saat itu, kondisinya telah menurun. Dua tahun penuh, dia bolak-balik ke rumah sakit. Antara Februari dan Juni 2010, dia berulang kali mengalami serangan jantung.

“Saya beruntung, Allah mempertemukan saya dengan Tahitian Noni Juice Morinda” Malli Lewa mengalami serangan jantung pertamanya pada tahun 2006. Dia menderita koma delapan hari karena serangan jantung. Sejak saat itu, kondisinya telah menurun. Dua tahun penuh, dia bolak-balik ke rumah sakit. Antara Februari dan Juni 2010, dia berulang kali mengalami serangan jantung. Dalam sebulan, dia hanya menghabiskan seminggu hingga sepuluh hari di rumah. Selebihnya, dia berbaring di rumah sakit. "Setiap kali di rumah sakit, saya selalu koma. Sudah sangat sering saya ditangisi oleh keluarga saya," kenang Malli. Puncaknya pada Juni 2010, kondisi Malli benar-benar turun. Dokter dan perawat bahkan mengatakan bahwa hampir tidak ada harapan untuk pria ini. Terapi akupresur yang telah dilakukannya sebanyak 30 kali juga tidak membantunya. Setiap hari, tubuhnya terasa lemas. Tidur saja. Berjalan saja berjalan seperti pekerjaan berat baginya. Dia bahkan percaya bahwa dia tidak dapat melewatkan tahun 2010 dan telah menyarankan istrinya untuk menjaga anak-anak mereka. Malli juga lebih menderita karena dia mendapat gangguan prostat pada bulan Juli. Karena Malli masih relatif muda, dokter tidak merekomendasikan operasi dan hanya memberinya obat oral. Pada awal September 2010, beberapa teman mengundangnya untuk mengambil bagian dalam pengenalan Tahitian Noni Juice Morinda Original. Mungkin Tuhan sudah mengatur, karena hari itu Malli lupa membawa obat jantung yang harus dikonsumsi setiap hari. Alhasil di tengah pengantar, ia terjatuh. Tubuhnya bergetar, lemah dan berkeringat. Saat itulah ia mencoba minum dua suntikan Tahitian Noni Juice Morinda. "Hanya sekitar lima belas menit kemudian, tubuhku berangsur-angsur bertambah kuat. Aku selamat lagi. Bahkan, keesokan ketiaka baru saja bangun, aku merasa sangat lega dan bersemangat karena kekuatannya bertahan lama." Sejak hari itu, Malli mulai rutin mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda sebanyak tiga kali sehari: Pagi 60 m, sore 30 ml, malam 60 ml. Pada hari ketiga konsumsi Tahitian Noni Juice Morinda, ia bahkan berani menyerahkan obat jantung. Sebelumnya, Malli harus mengonsumsi lima hingga enam jenis obat per hari, dua menghabiskan obat seumur hidup. Hingga saat ini, ia belum pernah terjatuh atau mengalami serangan jantung lagi. Gangguan prostat hilang di suatu tempat. "Aku beruntung, Tuhan membawaku bersama dengan Tahitian Noni Juice. Morinda untuk perawatan penyakit jantung koroner yang aku derita," kata Malli ceria.
Dalam sebulan, dia hanya menghabiskan seminggu hingga sepuluh hari di rumah. Selebihnya, dia berbaring di rumah sakit. “Setiap kali di rumah sakit, saya selalu koma. Sudah sangat sering saya ditangisi oleh keluarga saya,” kenang Malli.

Puncaknya pada Juni 2010, kondisi Malli benar-benar turun. Dokter dan perawat bahkan mengatakan bahwa hampir tidak ada harapan untuk pria ini. Terapi akupresur yang telah dilakukannya sebanyak 30 kali juga tidak membantunya.

Setiap hari, tubuhnya terasa lemas. Tidur saja. Berjalan saja berjalan seperti pekerjaan berat baginya. Dia bahkan percaya bahwa dia tidak dapat melewatkan tahun 2010 dan telah menyarankan istrinya untuk menjaga anak-anak mereka.

Malli juga lebih menderita karena dia mendapat gangguan prostat pada bulan Juli. Karena Malli masih relatif muda, dokter tidak merekomendasikan operasi dan hanya memberinya obat oral.

Pada awal September 2010, beberapa teman mengundangnya untuk mengambil bagian dalam pengenalan Tahitian Noni Juice Morinda Original. Mungkin Tuhan sudah mengatur, karena hari itu Malli lupa membawa obat jantung yang harus dikonsumsi setiap hari.

Alhasil di tengah pengantar, ia terjatuh. Tubuhnya bergetar, lemah dan berkeringat. Saat itulah ia mencoba minum dua suntikan Tahitian Noni Juice Morinda.

Hanya sekitar lima belas menit kemudian, tubuhku berangsur-angsur bertambah kuat. Aku selamat lagi. Bahkan, keesokan ketiaka baru saja bangun, aku merasa sangat lega dan bersemangat karena kekuatannya bertahan lama.

Sejak hari itu, Malli mulai rutin mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda sebanyak tiga kali sehari: Pagi 60 m, sore 30 ml, malam 60 ml. Pada hari ketiga konsumsi Tahitian Noni Juice Morinda, ia bahkan berani menyerahkan obat jantung.

Sebelumnya, Malli harus mengonsumsi lima hingga enam jenis obat per hari, dua menghabiskan obat seumur hidup. Hingga saat ini, ia belum pernah terjatuh atau mengalami serangan jantung lagi.

Gangguan prostat hilang di suatu tempat. “Aku beruntung, Tuhan membawaku bersama dengan Tahitian Noni Juice. Morinda untuk perawatan penyakit jantung koroner yang aku derita,” kata Malli ceria.

Rasa sakitnya sulit digambarkan. Saya hanya bisa menangis jika sakit itu datang.
Rose Ida P. Silitonga

KESEHATAN menjadi berkat Tuhan yang tak ternilai harganya, bagi Rose Ida P. Silitonga. Ibu dari 3 anak ini pernah merasakan sakit yang sangat memilukan. Tapi berkat TNBB yang ia minum sejak Februari 2008, penyempitan pembuluh darah yang ia derita berangsur pulih.

Testimoni Tahitian Noni Juice
Sudah dua kali, Ida menjalani operasi pembalonan agar aliran dari dan menuju jantung beredar secara normal. Pertama pada tahun 2000, operasi berjalan lancar dan tanpa efek samping. Memasuki tahun 2007, Ida merasakan ulu hatinya sakit luar biasa, “Saya tidak bisa menggambarkan rasa sakitnya, karena rasanya sangat sakit sekali,” jelas Ida.

Saat berkonsultasi dengan Dokter langganannya, Ida didiagnosa kembali mengalami penyempitan pembuluh darah di jantungnya. Dokter menyarankannya untuk menjalani operasi. Tapi Ida menangguhkannya, karena ia sedang merenovasi rumahnya.

Setelah proyek renovasi selesai pada September 2007, Ida pun menjalani operasi balonisasi dan pemasangan ring pada jantungnya. Dua bulan kemudian, ia masih mengeluhkan sakit pada ulu hatinya, bahkan semakin parah.

“Setiap jalan satu meter saya harus berhenti karena sakit.” Saat harus kembali ke rumah sakit dan divonis lagi untuk menjalani operasi, Ida menolak. Ida memilih pengobatan alternatif. Salah satunya terapi akupunktur, namun hal itu juga tak berbuah hasil.

Saat kepasrahan mulai menghampiri dirinya, Ida teringat TNBB yang pernah diinformasikan tantenya. Bulan Februari 2008 Ida mulai meminum TNBB, dengan dosisnya 2 x 30 cc sehari.

Saat berkonsultasi, Ida disarankan untuk menaikkan dosisnya menjadi 2 x 6 cc sehari. Ketika detoksifikasi, sakitnya sungguh luar biasa.

“Puji Tuhan detoksifikasi itu hanya memakan waktu tiga hari, selebihnya saya tidak lagi merasakan sakit.” Kini, Ida terlihat lebih segar dan memiliki berat badan yang proporsional ketimbang dahulu.

Darah Tinggi & Pembengkakan Jantung
Herianto Chong

Pada bulan Desember 2009, sehabis pulang dari Pontianak, kaki Herianto menjadi lemas. Pengobatan dengan produk-produk tradisional Cina dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.

Testimoni Pembengkakan Jantung Tahitian Noni JuiceNamun karena terlalu banyak mengonsumsi obat cina, bukannya semakin membaik malah menimbulkan penyakit lain, yaitu darah tinggi yang menyebabkan Herianto tidak bisa tidur 4 hari 4 malam sehingga harus diopname di rumah sakit.

Diagnosa dokter menyatakan bahwa Herianto mengidap penyakit darah tinggi dan pembengkakan jantung sebelah kiri yang menyebabkan sesak di dada setiap kali bangun dari tempat pembaringan dan kaki lemas.

Lebih parah lagi Herianto menjadi tergantung dengan obat tidur. Hal ini terus berlangsung hingga 9 bulan.

“Kita terus kontrol ke rumah sakit, tapi tidak ada hasilnya. Pada bulan September 2010, aku dikenalkan Tahitian Noni oleh seorang teman,“ katanya sambil tersenyum.

 Bertemu TNBB 

Kesaksian positif dari teman-teman Herianto yang mengidap sakit parah meyakinkan beliau untuk mencoba TNBB. Setelah meminum 2 botol dengan dosis 3 x 40 ml dan menjalankan pantangan yang disarankan oleh dokter, seperti tidak mengonsumsi makanan dengan penyedap rasa ataupun segala jenis mie dan roti, darah tinggi Herianto berangsur-angsur normal dan rasa sesak di dada hilang.

Bahkan kini Herianto sudah bisa kembali naik sepeda. Selain itu, beliau juga terbebas dari obat tidur berkat TNBB yang memberikan kualitas tidur yang jauh lebih baik.

“Terima kasih kepada TNBB, sungguh produk yang luar biasa.”

Sakit Jantung, Vertigo, Rematik, Multiple Sclerois, Varises, Diabetes
Ernst Evert Manuputty (69 Tahun)

Hampir Diamputasi

“Pelan-pelan ia melepas ketergantungannya pada obat”

Riwayat sakit Ernst sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Ia bahkan sudah sakit sebelum putrinya –Yatrix Magdalena Manuputty– lahir, 27 tahun lalu. Namun kondisinya memburuk pada tahun 2007.

Sakit Jantung, Vertigo, Rematik, Multiple Sclerois, Varises, Diabetes

Sebulan, ia keluar masuk rumah sakit sampai lima kali. Awalnya Ernst anfal di rumah. Dadanya sesak, sulit bernafas dan ia merasa seperti ditenggelamkan dalam air. Teriakannya mebuat keluarganya panik. Ia langsung di masukkan ke RS, ruang ICU kelas A.

Kami takut sekali. Biasanya pasien ICU kelas A sulit tertolong. Saat itu ayah saya sudah tak dapat bicara dan mengenali orang lagi. Orang-orang yang bezuk tidak lagi membacakan doa kesembuhan tapi doa penyerahan,” kisah Yatrix.

Saat itu pengentalan darah dalam tubuh Ernst membuat kerja jantungnya melambat. Akibatnya, paru-parunya ikut bengkak. Ia harus disuntik untuk mengeluarkan cairan dari tubuh. Seminggu kemudian, ia keluar RS dengan membawa segepok obat.

Namun kondisi Ernst di hari-hari selanjutnya masih payah. Ia divonis tergantung obat-obatan seumur hidup: obat jantung, saraf dan diabetes. Selain pengobatan medis, ia sudah mencoba terapi aliran listrik dan obat-obatan yang ditawarkan berbagai penjual.

Tahun 2009, Ernst menjalani operasi varises. Sebelumnya kakinya bengkak karena varises dan pengentalan darah. Ia berjalan dengan tongkat. Kakinya terancan diamputasi karena bisa membusuk. Begitu selesai operasi, saat Ernst terbaring di ruang perawatan, Yatrix mencoba memberikan TNBB (TAHITIAN NONI® Bioactive Beverage™ – Original) pada ayahnya.

Awalnya Yatrix tak menggubris ketika ada seorang teman yang memberinya informasi TNBB, tapi Ia teringat ayahnya. Akhirnya Yatrix membeli TNBB untuk sang ayah. Ernst awalnya juga menolak meminum TNBB.

Namun setelah didesak, ia mau juga meminum 30 ml TNBB, dua kali sehari. Beberapa jam setelah meminum TNBB, ia merasa lebih segar. Dengan badan yang masih ditempeli berbagai selang, Ernst bahkan bersikeras untuk bangun dan berjalan ke toilet.

Padahal, perawat melarangnya bangun dari ranjang sampai pukul 10 malam karena bisa pendarahan. Ketika esoknya perban di kakinya dibuka, dokter memuji karena kaki Ernst ternyata cepat kering. Ia pun melanjutkan minum TNBB.

Seminggu setelah operasi, Ernst menjalani check up, termasuk tes EKG. Hasil tesnya sungguh di luar dugaan. Kondisi jantung, paru-paru dan sarafnya jauh membaik. Pelan-pelan, ia melepas ketergantungannya pada obat.

Akhir Februari 2009, ia sudah tak lagi mengonsumsi obat jantung, diabetes dan sarafnya. Semua tongkat sudah disimpan. Jangankan berjalan, Ernst bahkan dengan gagah naik motor kemana-mana. Jika aktivitasnya padat, ia tak lupa meminum TNBB 60 ml, tiga kali sehari.